Pasaman, 14 Juni 2025 – Semangat digitalisasi menyala di Nagari Alahan Mati, Kecamatan Simpati, Kabupaten Pasaman. Pada Sabtu (14/6), Pemerintah Nagari bersama Badan Musyawarah (Bamus) dan Kecamatan menggelar Pelatihan Nagari Digital sebagai upaya memperkuat pemahaman perangkat nagari dalam pengelolaan layanan publik berbasis teknologi informasi.
Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Nagari, Roni Azwar, yang mewakili Wali Nagari. Dalam sambutannya, Roni menyampaikan bahwa digitalisasi bukan hanya tren, tetapi kebutuhan mendesak untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
“Kita ingin masyarakat dapat mengakses informasi dan layanan nagari dengan mudah, cepat, dan transparan. Pelatihan ini adalah langkah awal yang strategis,” ujarnya.
Turut memberikan sambutan, Wakil Ketua Bamus, Madriswar, yang menyampaikan dukungan penuh dari lembaganya terhadap upaya transformasi digital ini. Ia menekankan pentingnya konsistensi dan keberlanjutan agar digitalisasi tidak berhenti sebagai seremoni semata.
Sementara itu, Hemirok, Kasi Kesejahteraan Rakyat Kecamatan Simpati yang hadir mewakili Camat, juga menyampaikan apresiasi dan dukungannya.
“Kami dari kecamatan siap memfasilitasi jika ada kendala atau pendampingan lanjutan. Nagari Alahan Mati bisa menjadi contoh bagi nagari-nagari lain di Kecamatan Simpati,” tuturnya.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Politeknik Negeri Padang, Yuhefizar, yang telah lama berkecimpung dalam pengembangan sistem informasi nagari. Materi pelatihan meliputi pengelolaan website nagari.
Para peserta, yang terdiri dari seluruh perangkat nagari, terlihat antusias mengikuti sesi demi sesi. Pelatihan dilakukan secara interaktif dengan simulasi langsung penggunaan aplikasi yang dikembangkan untuk kebutuhan pemerintahan nagari.
Tanggapan positif datang dari berbagai pihak. Wali Nagari Alahan Mati yang dihubungi secara terpisah menyatakan kebanggaannya terhadap pelaksanaan kegiatan ini.
“Kami optimistis langkah ini akan memudahkan pelayanan ke masyarakat. Pelayanan lebih cepat, lebih efisien, dan lebih transparan,” ujarnya.
Wakil Ketua Bamus juga berharap pelatihan ini menjadi titik tolak perubahan budaya kerja perangkat nagari.
“Digitalisasi tidak hanya soal alat, tapi soal semangat baru dalam melayani,” tambahnya.
Perwakilan Kecamatan pun menyatakan dukungannya terhadap kelanjutan program. “Dengan pelatihan ini, kita harap data lebih akurat dan pelayanan lebih profesional,” kata Hemirok.
Sebagai narasumber, Yuhefizar menyampaikan harapannya agar pelatihan ini ditindaklanjuti dengan aksi nyata dan monitoring.
“Semua sudah dimulai, tinggal konsistensi dan komitmen untuk terus belajar. Nagari digital bukan sekadar alat, tapi cara pikir baru dalam melayani,” ungkapnya.
Di akhir kegiatan, seluruh peserta menyatakan komitmen bersama untuk menerapkan hasil pelatihan dalam layanan sehari-hari. Kegiatan ditutup dengan penyerahan sertifikat dan sesi foto bersama.
Nagari Alahan Mati kini telah menunjukkan bahwa transformasi digital bisa dimulai dari desa. Dari nagari kecil, langkah besar menuju pemerintahan modern telah diayunkan.